Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seorang menjadi egois, yaitu:
1. Posisi anak dalam keluarga
Seperti anak pertama, anak tunggal atau anak bungsu. anak pertama biasanya lebih dituntut untuk lebih dini dalam bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. sedangkan untuk anak tunggal & anak bungsu mereka cenderung lebih dimanjakan oleh orangtuanya. anak-anak yang terlalu dituntut atau dimanjakan orangtuanya, sama-sama memiliki kecenderungan untuk bersikap 'EGOIS'
2. Pengalaman traumatis yg pernah dialami
Bagi mereka yg pernah mengalami hal-hal yg pahit dalam hidupnya sehingga masih tetap membekas sampai saat ini, maka hal tersebut dapat menyebabkan terkondisinya sikap-sikap 'EGOIS' pada orang tersebut.
3. Rasa persaingan yang tinggi
Biasanya mereka ini merasa bahwa orang lain adalah "ancaman" atau"pesaing" bagi dirinya, sehingga perilakunya akan diwarnai oleh sikap-sikap "EGOIS".
4. Tuntutan hidup yg mendesak
Biasanya bagi mereka yg hidupnya selalu tertekan, hidup adl perjjuangan, sehingga dalam kehidupan sehari-hari pembawaanya selalu serius.
Caranya menyikapi diri kita agar tidak "terlalu egois" terhadap orang lain:
* Sebagai makhluk sosial, kita wajib untuk bersikap "welcome" terhadap orang lain. caranya dgn bersikap ramah, tidak sombong dan berusaha untuk membuat orang lain nyaman dgn kehadiran kita.
* Berani menghadapi kritikan dari orang lain, hal tersebut akan menjadi barometer keegoisan kita. dengan adanya "feedback" dari orang lain, kita selalu mampu untuk intropeksi diri, sehingga dijauhkan dari sikap egois.
* Perbanyak melakukan interaksi sosial, seperti mengikuti kegiatan organisasi formal maupun internal, entah itu olahraga, drama, ceramah, dll. Semakin banyak melakukan interaksi sosial dgn lingkungan, semakin berkurang rasa egois seseorang.
Menurut pengalaman saya dan kerabat.
BalasHapusAnak pertama itu egois! merasa paling dari semuanya krn lahir duluan dan secara umur dia mendapat privilege untuk selalu harus dihormati, meskipun nyatanya banyak kekurangan.Dan karena tuntutan orang tualah dimasa lalu dia menjadi sangat jaim. {jaim itu termasuk munafik gk yah?}
Anak bungsu memang dimanja namun soal berpendapat ataupun bertengkar pasti disalahkan krn 2 hal {tdk hormat pd yg tua} dan {dianggap anak kemarin sore alias tdk tahu apa2} tdk selalu anak bungsu seperti itu, banyak yg bungsu justru mengayomi kehidupan keluarga.
Anak tengah nah inilah tipe orang yg bisa menjadi penengah dalam keseharian justru bersikap lebih bijak dan jauh lebih toleran ketimbang anak pertama dan lebih kalem daripada si bungsu.